Kekatolikan- Saudara-Saudari yang terkasih, sebagai umat Katolik pasti kita tahu bahwa Masih banyak di antara kita tidak tahu apa sebenarnya liturgi itu. Untuk itu kami dari admin memberikan kesempatan untuk belajar bersama, mari kita mempelajari halaman dibawa ini.
Liturgi dalam sejarah perkembangan Gereja, diartikan sebagai keikutsertaan umat dalam karya keselamatan Allah dimana Kristus melanjutkan karya Keselamatan di dalam, dengan dan melalui Gereja-Nya.
Paus Pius XII dalam surat ensikliknya tentang Liturgi Suci, Mediator Dei, menjabarkan definisi liturgi sebagai berikut:
"Liturgi adalah ibadat puplik yang dilakukan oleh Penebus kita sebagai Kepala Gereja kepada Allah Bapa dan juga ibadat yang dilakukan oleh komunitas umat beriman kepada Pendirinya [Kristus], dan melalui Dia kepada Bapa. Singkatnya, liturgi adalah ibadat penyembahan yang dilaksanakan oleh Tuhan Mistik Kristus secara keseluruhan, yaitu Kepada dan anggota-anggotannya."
Teologi tentang liturgis:
Di dalam liturgi umat memasuki misteri Paskah dan mengalami penebusan. Secara fundamental liturgi adalah tindakan pengenangan (memorial action) yang menghadirkan misteri Paskah bagi umat sekarang melalui sarana-sarana simbolis.
Prinsip teologis pengertian liturgi:
Anamnetik (bersifat kristologis)
Pengenagan misteri Paskah, yang dihadirkan kembali saat ini, demi pengenapan penebusan di akhir zaman nanti;
Epikletik (bersifat pneumatologis)
Mengalir dari dan bergantung pada karya Roh Kudus yang mentranformasi iman umat melalui pengalaman liturgis akan misteri Paskah;
Eklesiologis (bersifat soteriologis)
Selalu merupakan tindakan dari pemahaman diri dan pengungkapan diri Gereja yang sedang berhimpun dan berdoa (partisipasiaktif, sadar, penuh, SC (sacrossantum concillium/Konstitusi Liturgis) 14; sakramen kestuan, SC 26).
Liturgi adalah locus (tempat/ranah) bagi pengalaman akan Allah. Roh Kuduslah memampukan Gereja merayakan liturgi. Maka, Gereja menjadi peristiwa dan peristiwa liturgis membuat Gereja secara penuh lebih menjadi Tuhan Kristus di dunia. Liturgi adalah peristiwa itu menjadi kairos keselamatan.
Pendekatan estetika
Seni-seni liturgis adalah unsur-unsur komplementer liturgi dan sumber-sumber komplementer untuk teologi liturgi. Maka, semua unsur seni itu mendukung dan meningkatkan bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi diungkapkan dan dialami dalam liturgi. Seni liturgi jagan dianggap baik sebagai sesuatu yang tak perlu maupun sebagai sesuatu yang tak maupun sebagai penganti aktivitas jemaat dalam Sabda, simbol, eukologi. Penggunaan seni dalam liturgi jangan dimengerti sebatas utilitarian dan fungsional belaka. Daya eksperif dan emosional seni mendukung teralaminnya suatu tindakan kesatuan ilahi. Seni bukan untuk ditaklukkandemi tujuan-tujuan yang dicanangkan sebelumnya, khususnya pemahaman intelektual.
Kegiatan liturgi sebenarnya bukan cuma mengunakam seni tapi ADALAH suatu seni juga. Penggunaan seni dalam peribadatan Katolik Romawi mendukung suatu estetika liturgis, dimana hal yang baik, merupakan unsur-unsur ensensial yang menjadi kriteria untuk menilai segala sesuatu tentang liturgi.
seni liturgi merupakan konteks yang memfaliditasi bagaimana Sabda, simbol, dan eukologi dapat dialami. melalui seni itu kita dapat diundang kepada pengalaman istimewa akan transendasi dan imanensi Allah. Pengalaman artistik akan menyentuh jemaat. Ibadat yang efektif hanya mungkin melalui hal yang afektif.
Penghayatan simbol dan sakramen
Dalam simbol ibaratnya ada dua pihak yang terhumbungkan, menjalin relasi, persahabatan dan cinta. Pengalaman persahabatan dan cinta merupakan penghayatan nilai dan sikap baru lengkap jika penghayatan itu diungkapkan, yang terjadi dalam tindakan simbolis. Dari situlah akan bisa dipetik buah-buahnya.