kekatolikan-10) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. 11) Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku. 12) Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah. 13) Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, --ada kegentaran dari segala pihak! --mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. 14) Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" 15) Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! 16) Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! 17) TUHAN, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam. 18) Biarlah bibir dusta menjadi kelu, yang mencaci maki orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan! 19) Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!
RENUNGAN
Seorang murid bertanya kepada gurunya: “Guru, alangkah banyaknya sahabat-sahabatmu. Kelihatannya mereka semua sangat setia. Dapatkah guru menghitung berapa jumlah mereka semuanya?” Guru menjawab: “Berapa jumlah sahabatku akan dapat terhitung ketika saya tertimpa musibah.” Mungkin di saat situasi baik-baik saja, masih banyak orang yang datang mendekat mengaku sebagai sahabat. Tetapi di saat musibah menerpa, tidak semua dapat bertahan mendampingi. Hanya mereka yang benar-benar menjadi sahabat sejati yang akan bertahan.
Kurang lebih begitulah keadaan yang dialami raja Daud. Di saat sedang dirundung masalah yang berat, ia malah ditinggalkan orang-orang terdekatnya. Para tetangga dan kenalan-kenalannya lari menjauh ketika menyaksikan raja Daud didera masalah yang berat (ay. 12). Lalu tergambarlah keadaan raja Daud menanggung beban berat: mata pedih karena menangis, jiwa merana, tulang menjadi rapuh, (ay. 10-11, BIS). Namun, di saat merasakan pedihnya masalah tersebut, di saat yang lain lari menjauh, raja Daud mengungkapkan kepercayaannya kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan dapat menyelamatkannya. Bahkan bila musuh berniat mencelakai, maka Tuhan akan melepaskannya (ay. 15-16).
Beratnya pergumulan hidup ini dapat dirasakan siapa saja, tanpa terkecuali. Setingkat Raja saja mengalami, apalagi rakyat biasa. Keadaan bisa diperparah apabila di saat harus menanggung beratnya masalah, di saat itu pula orang-orang terdekat justru pergi menjauh. Di saat-saat membutuhkan topangan, malah ditinggalkan sendirian. Seandainya saudara mengalami situasi seperti itu, maka sekarang hanya ada satu harapan. Harapan seperti yang diyakini raja Daud. Di saat semua menjauh, kita percaya Tuhan tetap dekat. Dia bersama kita. Amin
Semoga renungan ini menjadi motifasi bagi kita yang selalu mengandalkan Tuhan dan tak akan perna ada kata menyerah karena Tuhan selalu ada di dekat kita. Dari admin semoga Tuhan memberkati kita semua. Sekian dan terima kasih
Semoga renungan ini menjadi motifasi bagi kita yang selalu mengandalkan Tuhan dan tak akan perna ada kata menyerah karena Tuhan selalu ada di dekat kita. Dari admin semoga Tuhan memberkati kita semua. Sekian dan terima kasih
