KUMPULAN MATERI AGAMA KATOLIK TINGKAT SMP/SMA DAN UMAT REVISI

Tata Cara Pelayanan Misdinar Untuk PPA

Kekatolikan- Pada kesempatan ini admin akan membagikan referensi tentang "Tata Cara Pelayanan Misdinar Untuk PPA" semoga ini bermanfaat bagi adik-adik yang akan mengambil bagian di dalam perayaan Ekaristi, karena dalam melaksanakan perayaan Ekaristi harus dipersiapkan semana mestinya, agar di dalam perayaan tersebut terlaksana dengan baik dan sungguh menghayati perayaan yang senantiasa berlangsung. Dan harapan admin, semoga refensi ini bermanfaat bagi adik-adik dalam mengemban tugas sebagai PPA.


A. PERAYAAN EKARISTI

Catatan penting mengenai Misa Kudus:
  • Adik-adik, Perayaan Ekaristi atau Misa Kudus dipandang sebagai sumber dan puncak kehidupan seluruh umat kristiani. Semua yang kita lakukan dalam kehidupan sekari-hari memperoleh sumber kekuatannya pada Misa Kudus. Misa Kudus itu begitu penting bagi kita, laksana jantung dalam tubuh kita. Apabila jantung di tubuh kita berhenti berdetak, apa yang terjadi? kita mati! Begitu pula, ketika orang Katolik tidak rajin lagi merayakan Misa Kudus, hidup iman orang tersebut sedang menuju kematian! Itulah sebabnya, misdinar yang baik selalu rajin dan senag ikut Perayaan Ekaristi!
  • Perayaan Ekaristi terdiri atas dua bagian pokok liturgi, yakni Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, yang diapit oleh dua buah Ritus, yakni Ritus Pembuka dan Ritus Penutup. Manakah susunan lengkap sebuah Perayaan Ekaristi atau Misa Kudus, adik-adik bisa melihatnya pada buku  Tata Perayaan Ekaristi atau TPE, yakni pada daftar isi! Seorang misdinar mesti hafal dan menguasai lengkap Misa Kudus!
  • Idealnya, artinya jika memungkinkan, pengaturan posisi imam dalam keempat bagian Misa Kudus itu begini:
Bagian Misa Kudus
1. Ritus Pembuka
2. LITURGI SABDA
3. LITURGI EKARISTI
3. Ritus Penutup
Posisi Imam Sebaiknya Di:
1. Tempat duduk imam
2. Misdinar
3. Altar
4. Tempat duduk imam

Lalu di mana posisi dan perhatian misdinar? Ya intinya mengikuti di mana imam dan seluruh perayaan liturgi sedang berada.

1. MISA MINGGUAN DAN HARI RAYA

Beberapa kekhasan Misa Minggu dan Hari Raya
  • Misa hari minggu adalah misa umat yang biasanya dihadirkan oleh seluruh umat Paroki setempat, dan bahkan dari paroki lain pula
  • Bacaan pada Misa Minggu dan Hari Raya berjumblah tiga buah: bacaan I,II, dan Injil. Hanya apabila ada pertimbangan pastoral yang dapat diterima, bacaan bisa dikurangi satu, sehingga tinggal dua bacaan saja, dengan catatan:Injil tidak boleh dihilangkan.
  • Misa hari minggu dan Hari Raya selalu disertai adanya Doa Syahadat dan Doa Umat. Kemuliaan juga selalu ada, kecuali pada Masa Adven dan Masa Prapaskah.
  • Pada masa biasa di beberapa hari Minggu di luar Masa Natal dan Masa Paskah, Gereja merayakan Hari Raya (seminggu setelah HR Pentakosta), HR Tubuh dan Dara Kristus (dua minggi setelah HR Pentakosta), dan HR Kristus Raja Semesta Alam.
  • Ada beberapa HR pada masa biasa yang tidak selalu jatuh pada hari Minggu, seperti HR Hati Kudus Yesus pada hari Jumat ke-3 setelah HR Pentakosta, HR S. Petrus dan Paulus (29 Juni), HR Kemerdekaan RI (17 Agustus), HR SP Maria diangkat naik ke surga (15 Agustus), HR Semua Orang Kudus (1 November), HR SP Maria dikandung tanpa dosa (8 Desember).
  • Pada Misa Kudus di setiap Hari Minggu dan Hari Raya itu, pada prinsipnya dimungkinkan penggunaan pendupaan. Namun disarankan agar pendupaan terutama digunakan pada hari-hari raya dan atau juga hari Minggu tertentu secara periodik setiap bulanya, dan bukan asal setiap hari Minggu. Keputusan mengenai ada tidaknya pendupaan diserahkan kepada Gereja setempat.
Cara Pendupaan
  • Pendupaan Umum Misale Romawi no. 276 menyatakan bahwa dalam setiap bentuk Misa boleh digunakan pendupaan, yakni:
  1.  Saat selama perarakan masuk,
  2. Pada pemulaan misa untuk menghormati salib dan altar
  3. Waktu perarakan dan pewartaan Injil,
  4. Saat persiapan persembahan, yakni pendupaan untuk bahan persembahan (roti dan anggur), salin dan altar, serta untuk imam dan jemaat,
  5. Saat elevasi, yakni hosti dan piala diangkat dan diperlihatkan kepada umat ketika konsekrasi.
  • Sebelum dan sesudah pendupaan, imam atau petugas yang mendupai selalu membungkuk khidmat ke arah orang atau barang yang didupai. Hanya saat mendupai altar dan bahan persembahan, imam tidak perlu membungkuk hormat dahulu (PUMR no. 277).
  • Pendupaan diayunkan tiga kali untuk penghormatan: Sakramen Mahakudus, reliqui salib suci atau patung Tuhan, bahan persembahan, salib altar, Kitab Injil, Lilin Paskah, imam dan jemaat. Namun pendupaan cukup diayunkan dua kali menghormati religui dan patung orang kudus (PUMR no. 277). Dalam praktek, kita bisa menyesuaikan cara pendupaan ini sbb:
  1. Pendupaan diayunkan tiga kali untuk penghormatan: Sakramen Mahakudus, reliqui salib suci atau patung Tuhan, bahan persembahan, salib altar, Kitab Injil, Lilin Paskah, imam dan jemaat.
  2. Pendupaan diayunkan dua kali tiga untuk penghormatan: riliqui dan patung orang kudus.

Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang PowerPoint, materi pembelajaran, dan contoh soal seputar agama Katolik menggunakan kurikulum 2013 revisi terbaru. Semoga media dan perangkat pembelajaran yang admin bagikan kali ini dapat bermanfaat buat Bapak Ibu Guru dan juga peserta didik dalam mencari referensi seputar mata pelajaran agama Katolik. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai Bapak Ibu dan keluarga di mana pun berada. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Tata Cara Pelayanan Misdinar Untuk PPA