Kekatolikan-Bapak-Ibu guru serta siswa sekalian, pada kesempatan ini kami akan memberikan materi tentang agama katolik, dan ini berbentuk ringkasan agar kita bisa mempelajarinya sangat mudah dan cepat kita mengerti dari isi buku tersebut.
Semoga ini menjadi motifasi kita untuk mau belajar, khususnya untuk siswa yang membutuhkan referensi, salah satunya pasti mencari lebih simpel dan jelas untuk di pelajari dengan mudah dan dapat kita pahami dengan baik.
a. Sakramen Baptis
Sakramen dasar yang harus diterima sebagai anggota Gereja ialah Sakramen Baptis, karena Sakramen Baptis adalah sakramen dasar bagi orang Kristiani. Dengan baptisan, berarti seorang digabungkan menjadi anggota Gerja. Tugas membaptis ini diberikan oleh Yesus Kristus setelah kebangkitannya, yakni menjadikan semua orang muridNya dan membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19).
Pada masa Gereja Perdana, pembaptisan dilakukan dengan cara menggelamkan diri, karena kebanyakan orang yang dibaptis adalah orang dewasa. Baptisan tersebut melambangkan keikutsertaan mereka dalam kebangkitan Kristus. Cara tersebut berubah sesudah berlaku baptisan kepada anak-anak. Baptisan kepada anak-anak diterimakan dengan cara menuangkan air di kening mereka. Pada umumnya, cara inilah yang berlaku dalam Gereja Katolik.
1.Sakramen Baptis
a. Sebagai Sakramen Inisiasi
Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen dalam inisiasi Katolik. Istilah inisiasi berasal dari bahasa Latin, yakni initiare yang artinya memasuki. Maka, inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu.
pembaptisan membebaskan penerimaannya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukum akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui "rahmat yang menguduskan" (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan Gerejanya). Pembaptisan juga membuat penerimaanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan meruoakan landasan communio (persekutuan) antar semua orang kristen. Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak sekedar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Allah Bapa dan Allah Putra dan Roh Kudus"
b. Pelayanan Sakramen Baptis
Pelayanan sah sakramen ini biasanya seorang uskup, imam atau diakon (Kitab Hukum Kanonik/KHK, Kanon 861 paragraf 1). Dalam keadaan darurat, misalnya: di sebuah desa terpencil, ada seorang yang sudah sekarat dan pada saat itu uskup atau imam tidak ada, siapapun yang berminat melakukan apa yang dilakukan Gereja, bahkan jika orang itu bukankah seorang kristiani, dapat mebaptis (Kanon 861 paragraf 2).
c. Siapa Yang Boleh Dibaptis
Menurut Kitab Hukum Knonik, yang biasa dibaptis adalah manusia (anak-anak ataupun oarng dewasa) kanon 851 dengan ketentuan sebagai berikut:
"Orang dewasa yang bermaksud menerima baptis hendaknnya diterima dalam katekumenat dan, sejauh mungkin, dibandingkan ke inisiasi sakramental lewat pelbagai tahap, menurut tata-perayaan inisiasi yang telah disesuaikan oleh koferensi para uskup dan norma-norma khusus yang dikeluarkan olehnya". kanon 851 paragraf 1.
"Orang tua dan kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang kebijakan-kebijakan yang melekat padanya. Pastor Paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-orang lain, agar para orangtua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan juga dengan mengunjungi mereka" kan. 851 paragraf 2.
d. Macam-macam Baptisan
Dalam Gereja Katolik, ada beberapa jenis pembaptisan. Adapun jenis baptisan tersebut dapat ialah:
1. Baptisan Bayi: Babtisan yang diterima saat masih bayi.
2. Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.
3. Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah menerima baptisan rindu
4. Baptisan Dara: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal karena membela imannya.
2. Tahap-tahap inisiasi dalam Gereja
Sakramen Baptis ini merupakan gerbang sakramen-sakramen, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan gereja setelah dimeteraikan yang tak terhapuskan, dan hanya diterima secara sah dengan pembasuhan air sungguh serta bersama rumusan-rumusan kata-kata di wajidkan (bdk. KHK, Kan. 849).
Dalam penerimaan sakramen baptis untuk orang dewasa, beberapa hal yang harus di lalui sebelum menerimabaptisan, yakni:
1. Masa pra-katekumenat/simpatisan menjadi katekume: Masa ini adalah masa pemurnian motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman.
2. Masa katekumen manjadi calon baptis: masa ini merupakan masa perkembangan iman calon baptis, merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman.
3. Masa calon baptis menjadi Baptisan baru: Masa ini disebut dengan masa persiapan baptisan dan penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik.
4. Masa Mistagogi: Sesudah dibaptis, para baptisan baru menerima atau mengalami masa pembinaan iman sebagai baptisan baru yang disebut mistagogi. Untuk dibaptis, seseorang harus percaya kepada Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Sakramen Baptis seorang dilahirkan kembali dalam air dan roh. Lilin bernyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara Sakramen Baptis merupakan lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh Yesus dan harus senantiasa berusaha.
a. Sebagai Sakramen Inisiasi
Sakramen Baptis adalah sakramen pertama yang diterima oleh seseorang yang hendak menjadi anggota Gereja Katolik. Sakramen Baptis adalah sakramen dalam inisiasi Katolik. Istilah inisiasi berasal dari bahasa Latin, yakni initiare yang artinya memasuki. Maka, inisiasi adalah penerimaan seseorang masuk ke dalam atau menjadi anggota kelompok tertentu.
pembaptisan membebaskan penerimaannya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukum akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui "rahmat yang menguduskan" (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan dengan Kristus dan Gerejanya). Pembaptisan juga membuat penerimaanya mengambil bagian dalam imamat Kristus dan meruoakan landasan communio (persekutuan) antar semua orang kristen. Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak sekedar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Allah Bapa dan Allah Putra dan Roh Kudus"
b. Pelayanan Sakramen Baptis
Pelayanan sah sakramen ini biasanya seorang uskup, imam atau diakon (Kitab Hukum Kanonik/KHK, Kanon 861 paragraf 1). Dalam keadaan darurat, misalnya: di sebuah desa terpencil, ada seorang yang sudah sekarat dan pada saat itu uskup atau imam tidak ada, siapapun yang berminat melakukan apa yang dilakukan Gereja, bahkan jika orang itu bukankah seorang kristiani, dapat mebaptis (Kanon 861 paragraf 2).
c. Siapa Yang Boleh Dibaptis
Menurut Kitab Hukum Knonik, yang biasa dibaptis adalah manusia (anak-anak ataupun oarng dewasa) kanon 851 dengan ketentuan sebagai berikut:
"Orang dewasa yang bermaksud menerima baptis hendaknnya diterima dalam katekumenat dan, sejauh mungkin, dibandingkan ke inisiasi sakramental lewat pelbagai tahap, menurut tata-perayaan inisiasi yang telah disesuaikan oleh koferensi para uskup dan norma-norma khusus yang dikeluarkan olehnya". kanon 851 paragraf 1.
"Orang tua dan kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang kebijakan-kebijakan yang melekat padanya. Pastor Paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-orang lain, agar para orangtua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan juga dengan mengunjungi mereka" kan. 851 paragraf 2.
d. Macam-macam Baptisan
Dalam Gereja Katolik, ada beberapa jenis pembaptisan. Adapun jenis baptisan tersebut dapat ialah:
1. Baptisan Bayi: Babtisan yang diterima saat masih bayi.
2. Baptisan Dewasa: Baptisan yang diterima saat sudah dewasa.
3. Baptisan Rindu: Saat seseorang ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah menerima baptisan rindu
4. Baptisan Dara: Saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik, menjalani katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal karena membela imannya.
2. Tahap-tahap inisiasi dalam Gereja
Sakramen Baptis ini merupakan gerbang sakramen-sakramen, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan gereja setelah dimeteraikan yang tak terhapuskan, dan hanya diterima secara sah dengan pembasuhan air sungguh serta bersama rumusan-rumusan kata-kata di wajidkan (bdk. KHK, Kan. 849).
Dalam penerimaan sakramen baptis untuk orang dewasa, beberapa hal yang harus di lalui sebelum menerimabaptisan, yakni:
1. Masa pra-katekumenat/simpatisan menjadi katekume: Masa ini adalah masa pemurnian motivasi calon, dituntut pertobatan dan iman.
2. Masa katekumen manjadi calon baptis: masa ini merupakan masa perkembangan iman calon baptis, merupakan masa pengajaran dan pembinaan iman.
3. Masa calon baptis menjadi Baptisan baru: Masa ini disebut dengan masa persiapan baptisan dan penerimaan menjadi anggota Gereja Katolik.
4. Masa Mistagogi: Sesudah dibaptis, para baptisan baru menerima atau mengalami masa pembinaan iman sebagai baptisan baru yang disebut mistagogi. Untuk dibaptis, seseorang harus percaya kepada Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Sakramen Baptis seorang dilahirkan kembali dalam air dan roh. Lilin bernyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara Sakramen Baptis merupakan lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh Yesus dan harus senantiasa berusaha.
Hidup Dalam Kristus
3. Maka Sakramen Baptis
Pembaptisan Yesus di sungai Yordan membawa makna penting bagi hidup manusia. Karena melalui pembaptisan Yesus, Ia mau senasib dengan manusia dan solider dengan kita terima memiliki makna dalam hidup kita, yakni:
1. Mendapat pembangunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang dibautnya
2. Menjadi ciptaan baru dan dilantik menjadi anaka Allah (Gal 4:5-7 dan 2Petrus 1:4)
3. Memperoleh rahmat pengudusan yang membuatnya sanggup semakin percaya kepada Allah, berharap kepadaNya, dan mencintaiNya. Membuat hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus. Membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan.
4. Dibangun menjadi Anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus
5. Diterima secara kekal dalam sebuah materai rohani yang tak terhapuskan sebagai bagian dari Kristus
4. Tugas dan Perutusan Orang yang Menerima Baptisan
Setiap seorang yang telah menerima Sakramen Baptis mempunyai tugas menjadi saksi Kristus. Menjadi saksi Kristus berarti menaati perintah Tuhan, mewartakan kabar sukacita yang tampak dalam perbuatan, sikap, perilaku, perkataan yang bermakna bagi orang lain. Maka untuk itu dituntut penyerahan diri berarti menyatukan diri dengan Tuhan.
Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani (Lumen Gentiumartikel 11). Artinya seluruh sakramen yang ada dalam gereja berpuncak pada perayaan Ekaristi. Pemahaman tersebut didasarkan atas muatan yang terkandung dalam Sakramen Ekaristi., kita bergabung menjadi satu dalam Tuhan Kristus, yaitu Gereja. Pada bagian ini, kita akan mempelajari tentang apa makna Sakramen Ekaristi dalam hidup kita.
1. Sakramen Ekaristi
a. Sakramen Ekaristi sebagai sakramen inisiasi
Ekaristi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata euchristein yang artinya ucapan terima kasih/ucapan syukur kepada Allah (KGK 1328). Ekarisit adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus dan pengudusan. Menurut Lumen Gentium Artikel 2, Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani.
Ekaristi adalah sakramen (yang kedua dalam inisiasi Kristiani) yang dengannya umat Katolik mengambil bagian dari Tubuh dan Dara Yesus Kristus dan turut serta dalam Tubuh dan Dara Yesus Kristus).
Transubtansi ( bahasa inggris: Transubstantional, bahasa latin, bahasa latin: Tanssubstantiaton, atau sering juga disebtu transubstansi, adalah perubahan dimana menurut ajararan Gereja Katolik-roti (Atau Hohti) dan Anggur yang digunakan dalam Sakramen Ekaristi menjadi, bukan hanya sebuah tanda atau simbol, tetapi juga adalah Tubuh dan Darah Yesus Kristus dalam kenyataan yang sebenarnya.
Berikut ini beberapa istilah untuk Ekaristi:
1. Perjamuan Tuhan: Memperingati perjamuan malam yang diadakan oleh Yesus Kristus bersama Muridnya (KGK 1329)
2. Kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan: Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenagan akan hidup, kematian, kematian dan pembelaannya bagi kita di hadapan Allah Bapa (KGK 1330-1368).
3. Kurban Kudus: Ekaristi menghadirkan kurban tunggal Yesus dan juga penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus sebagai Kepalanya (KGK 1330-1368).
4. Komuni Kudus: Pada Perayaan Ekaristi, kita menerima Kristus sendiri (KGK 1382).
5. Misa Kudus: Pada perayaan Misteri keselamatan ini berakhir dengan pengutusan umat beriman (missio).
b. Pelayanan Sakramen Ekaristi
Dalam Sakramen Ekaristi, Tuhan Yesus Kristus sendiri mempersembahkan tubhuh dan darahNya kepada Allah Bapa, dan kemudian memberikannya kepada umat beriman. Oleh karena itu, Pelayanan Sakramen Ekaristi hanyalah iman terthabis, yang bretindak selaku pribadi Kristus.
Mengenai Pelayanan Sakramen Ekaristi, hukum Gereja menegaskan sebagai berikut:
1. Pelayanan, yang selaku pribadi Kristus dapat melaksanakan sakramen Ekaristi, hanya iman yang ditabiskan secara sah (kan 900 paragraf 2).
2. Boleh merayakan Sakramen Ekaristi iman yang tidak terhilang oleh hukum kanonik, dengan menghindakan ketentuan-ketentuan kanon-kanon berikut (Kan 900 paragraf 2).
c. hal yang perlu diperhatikan dalam Ekaristi
1. pentingnya kesucian diri. Maka jika berdosa berat ini anjurkan terlebih dahulu menerima Ekaristi
2. mempunyai halangan perkawinan, tidak diperbolehkan menerima Ekaristi
3. perlu mengerti sakramen mahakudus yang ada di Tabernakel
4. perlu mengerti sikap-sikap lahiria tertentu dalam mengikuti perayaan Ekaristi, misa arti pada dahi, mulut, dan dada; jawaban ketika menerima Tubuh dan Darah Kristus.
C. Sakramen Krisma (Penguatan).
Sakramen Krisma adalah sakramen yang menandahkan bahwa iman seseorang sudah dianggap deasa. Sakramen Krisma adalah sakramen yang memberi Roh Kudus supaya kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam persetujuannya dan membantu kita memberi kesaksian iman Kristiani dengan perkataan dan perbuatan (KGK 1316).
a. Sakramen Krisma sebagai Sakramen Inisiasi
Krisma (Penguatan) adalah sakramen ketiga dalam inisiasi Kristen. Krisma adalah sakramen yang melengkapi baptis. Di dalamnya, Karunia Roh Kudus dilimpahkan atas kita. Setiap orang yang sedang bebas memmutuskan menjalani hidup sebagai anak Allah dan mohon Roh Allah turun dengan tanda penumpangan tangan dan di urapi dengan minyak penguatan menerima kekuatan menjadi saksi Allah dalam kata dan perbuatan.
b. Pelayanan Sakramen Krisma (Penguatan)
Seperti pembaptisan, penguatan hanya di terima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak agar dapat menerima efek sakramen tersebut. Pelayanan Sakramen ini adalah seorag uskup yang ditabiskan secara sah; jika seorang iman melayankan sakramen ini sebagai yang biasa dilakukan dalam Gereja-gereja Timur dan dalam keadaan-keadaan istimewa.
c. Siap yang dapat menerima Krisma
Setiap orang kristen katolik yang sudah menerima Sakramen Krima. "Dalam keadaan rahmat" berarti tidak sedang dalam dosa berat. Dengan dosa berat seseorang memisahkan dirinya dengan Allah dan dapat didamaikan kembali dengan Allah melalui sakramen Krisma. Seseorang kristen yang sedang mempersiapkan diri untuk Sakramen Pengampunan.
1. Makna Sakramen Krisma
Adapun Sakramen Krisma dalam hidup kita adalah:
1. Menyadari kekuatan Roh Kudus dalam dirinya seperti kata Rasul Paulus dalam 1Kor 14:1 "Kerajaan kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh"
2. Merasakan dan mengalami pembaharuan hidup secara mendasar karena talah disemangati oleh cinta kasih (1 Kor 13:4-7).
3. Mempunyai keyakinan bahwa kita mampu dan terlibat dalam membangun masyarakat
2. Buah-buah dari Sakramen Krisma
Dibawah ini merupakan buah-buah Sakramen Penguatan bagi kita, yakni:
1. Sakramen Krisma menyebabkan curahan Roh Kudus dalam Kelimpahan, seperti pada seperti pada peristiwa pentakosta
2. Menghasilkan Pertumbuhan dan pendalaman sakramen krisma, bukan hanya sebagai anggota, melainkan menjadi saksi kristus
3. Menyempurnakan iman umum
D. Sakramen Tobat, Dosa dan Pertobatan
a. Sakramen Tobat
Sakramen Tobat biasa dikenal juga dengan sebutan sakramen rekonsialisasi. Dokumen resmi Gereja sendiri biasa menyebut sakramen rekonsialisasi dengan "Sakramen Tobat" (SC 72). Namun, teologi dan liturgi Sakramen Tobat Sakramen ini kembali membiasakan diri dengan istilah reconciliation yang amat lasim digunakan kembali membiasakan diri dengan istilah "rekonsialisasi" ini merangkum sekaligus: insiatif Allah yang lebih dulu mewartakan perdamaian kepada umanNya, pendamaian kita dengan sesama, dan seluruh alam ciptaan sebagai dimensi sosial ekologis, dan penyembuhan yang bermakna penemuan kembali kehidupan damai pada hati orang yang bertobat dan telah menerima pengampunan dosa.
Di dalam Sakramen Tobat, Allah mengampuni dosa peniten dan mendamaikan peniten dengan dirinya dan dengan sesamanya, memberi peniten hidup baru dan mengubah peniten menjadi serupa dengan Kristus. Sakramen Tobat bukanlah laporan tentang dosa-dosa, melalui perantaraan orang imam tetapi lebih dari itu adalah sakramen tobat sebagai media yang membantu peniten untuk berdamai dengan Allah dan juga dengan sesama dalam alam sekitarnya.
E. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
a. Pengertian
Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen tersebut seorang iman mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara tersebut. "pengurapan orang sakit, dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi mulai berada dalam bahaya yang dibebaskan sakit atau usia lanjut" (kanon 1004, KGK 1514).
Ritus-ritus terakhir yang lain adalah pengakuan dosa dan Ekaristi, yang bila mana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum". Sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".
1. Pengurapan Orang Sakit Dalam Kitab Suci
Meletakkan tangan di atas orang sakit (mrk 16:18) mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh"
Mengoles orang sakit dengan minyak (Mrk 6:12-13) Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang-orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan menyembuhkan mereka.
1. Sakramen Ekaristi
a. Sakramen Ekaristi sebagai sakramen inisiasi
Ekaristi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata euchristein yang artinya ucapan terima kasih/ucapan syukur kepada Allah (KGK 1328). Ekarisit adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, dalam segala sesuatu: untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus dan pengudusan. Menurut Lumen Gentium Artikel 2, Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh hidup kristiani.
Ekaristi adalah sakramen (yang kedua dalam inisiasi Kristiani) yang dengannya umat Katolik mengambil bagian dari Tubuh dan Dara Yesus Kristus dan turut serta dalam Tubuh dan Dara Yesus Kristus).
Transubtansi ( bahasa inggris: Transubstantional, bahasa latin, bahasa latin: Tanssubstantiaton, atau sering juga disebtu transubstansi, adalah perubahan dimana menurut ajararan Gereja Katolik-roti (Atau Hohti) dan Anggur yang digunakan dalam Sakramen Ekaristi menjadi, bukan hanya sebuah tanda atau simbol, tetapi juga adalah Tubuh dan Darah Yesus Kristus dalam kenyataan yang sebenarnya.
Berikut ini beberapa istilah untuk Ekaristi:
1. Perjamuan Tuhan: Memperingati perjamuan malam yang diadakan oleh Yesus Kristus bersama Muridnya (KGK 1329)
2. Kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan: Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenagan akan hidup, kematian, kematian dan pembelaannya bagi kita di hadapan Allah Bapa (KGK 1330-1368).
3. Kurban Kudus: Ekaristi menghadirkan kurban tunggal Yesus dan juga penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus sebagai Kepalanya (KGK 1330-1368).
4. Komuni Kudus: Pada Perayaan Ekaristi, kita menerima Kristus sendiri (KGK 1382).
5. Misa Kudus: Pada perayaan Misteri keselamatan ini berakhir dengan pengutusan umat beriman (missio).
b. Pelayanan Sakramen Ekaristi
Dalam Sakramen Ekaristi, Tuhan Yesus Kristus sendiri mempersembahkan tubhuh dan darahNya kepada Allah Bapa, dan kemudian memberikannya kepada umat beriman. Oleh karena itu, Pelayanan Sakramen Ekaristi hanyalah iman terthabis, yang bretindak selaku pribadi Kristus.
Mengenai Pelayanan Sakramen Ekaristi, hukum Gereja menegaskan sebagai berikut:
1. Pelayanan, yang selaku pribadi Kristus dapat melaksanakan sakramen Ekaristi, hanya iman yang ditabiskan secara sah (kan 900 paragraf 2).
2. Boleh merayakan Sakramen Ekaristi iman yang tidak terhilang oleh hukum kanonik, dengan menghindakan ketentuan-ketentuan kanon-kanon berikut (Kan 900 paragraf 2).
c. hal yang perlu diperhatikan dalam Ekaristi
1. pentingnya kesucian diri. Maka jika berdosa berat ini anjurkan terlebih dahulu menerima Ekaristi
2. mempunyai halangan perkawinan, tidak diperbolehkan menerima Ekaristi
3. perlu mengerti sakramen mahakudus yang ada di Tabernakel
4. perlu mengerti sikap-sikap lahiria tertentu dalam mengikuti perayaan Ekaristi, misa arti pada dahi, mulut, dan dada; jawaban ketika menerima Tubuh dan Darah Kristus.
C. Sakramen Krisma (Penguatan).
Sakramen Krisma adalah sakramen yang menandahkan bahwa iman seseorang sudah dianggap deasa. Sakramen Krisma adalah sakramen yang memberi Roh Kudus supaya kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam persetujuannya dan membantu kita memberi kesaksian iman Kristiani dengan perkataan dan perbuatan (KGK 1316).
a. Sakramen Krisma sebagai Sakramen Inisiasi
Krisma (Penguatan) adalah sakramen ketiga dalam inisiasi Kristen. Krisma adalah sakramen yang melengkapi baptis. Di dalamnya, Karunia Roh Kudus dilimpahkan atas kita. Setiap orang yang sedang bebas memmutuskan menjalani hidup sebagai anak Allah dan mohon Roh Allah turun dengan tanda penumpangan tangan dan di urapi dengan minyak penguatan menerima kekuatan menjadi saksi Allah dalam kata dan perbuatan.
b. Pelayanan Sakramen Krisma (Penguatan)
Seperti pembaptisan, penguatan hanya di terima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak agar dapat menerima efek sakramen tersebut. Pelayanan Sakramen ini adalah seorag uskup yang ditabiskan secara sah; jika seorang iman melayankan sakramen ini sebagai yang biasa dilakukan dalam Gereja-gereja Timur dan dalam keadaan-keadaan istimewa.
c. Siap yang dapat menerima Krisma
Setiap orang kristen katolik yang sudah menerima Sakramen Krima. "Dalam keadaan rahmat" berarti tidak sedang dalam dosa berat. Dengan dosa berat seseorang memisahkan dirinya dengan Allah dan dapat didamaikan kembali dengan Allah melalui sakramen Krisma. Seseorang kristen yang sedang mempersiapkan diri untuk Sakramen Pengampunan.
1. Makna Sakramen Krisma
Adapun Sakramen Krisma dalam hidup kita adalah:
1. Menyadari kekuatan Roh Kudus dalam dirinya seperti kata Rasul Paulus dalam 1Kor 14:1 "Kerajaan kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh"
2. Merasakan dan mengalami pembaharuan hidup secara mendasar karena talah disemangati oleh cinta kasih (1 Kor 13:4-7).
3. Mempunyai keyakinan bahwa kita mampu dan terlibat dalam membangun masyarakat
2. Buah-buah dari Sakramen Krisma
Dibawah ini merupakan buah-buah Sakramen Penguatan bagi kita, yakni:
1. Sakramen Krisma menyebabkan curahan Roh Kudus dalam Kelimpahan, seperti pada seperti pada peristiwa pentakosta
2. Menghasilkan Pertumbuhan dan pendalaman sakramen krisma, bukan hanya sebagai anggota, melainkan menjadi saksi kristus
3. Menyempurnakan iman umum
D. Sakramen Tobat, Dosa dan Pertobatan
a. Sakramen Tobat
Sakramen Tobat biasa dikenal juga dengan sebutan sakramen rekonsialisasi. Dokumen resmi Gereja sendiri biasa menyebut sakramen rekonsialisasi dengan "Sakramen Tobat" (SC 72). Namun, teologi dan liturgi Sakramen Tobat Sakramen ini kembali membiasakan diri dengan istilah reconciliation yang amat lasim digunakan kembali membiasakan diri dengan istilah "rekonsialisasi" ini merangkum sekaligus: insiatif Allah yang lebih dulu mewartakan perdamaian kepada umanNya, pendamaian kita dengan sesama, dan seluruh alam ciptaan sebagai dimensi sosial ekologis, dan penyembuhan yang bermakna penemuan kembali kehidupan damai pada hati orang yang bertobat dan telah menerima pengampunan dosa.
Di dalam Sakramen Tobat, Allah mengampuni dosa peniten dan mendamaikan peniten dengan dirinya dan dengan sesamanya, memberi peniten hidup baru dan mengubah peniten menjadi serupa dengan Kristus. Sakramen Tobat bukanlah laporan tentang dosa-dosa, melalui perantaraan orang imam tetapi lebih dari itu adalah sakramen tobat sebagai media yang membantu peniten untuk berdamai dengan Allah dan juga dengan sesama dalam alam sekitarnya.
E. Sakramen Pengurapan Orang Sakit
a. Pengertian
Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen tersebut seorang iman mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara tersebut. "pengurapan orang sakit, dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi mulai berada dalam bahaya yang dibebaskan sakit atau usia lanjut" (kanon 1004, KGK 1514).
Ritus-ritus terakhir yang lain adalah pengakuan dosa dan Ekaristi, yang bila mana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum". Sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".
1. Pengurapan Orang Sakit Dalam Kitab Suci
Meletakkan tangan di atas orang sakit (mrk 16:18) mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh"
Mengoles orang sakit dengan minyak (Mrk 6:12-13) Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang-orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan menyembuhkan mereka.





