Kekatolikan-Salom untuk kita semua, pada hari ini admin memberikan referensi mengenai renungan tentang Tak Membuat Tuhan Menyesal dalam tindakan yang kita ambil di dalam kehidupan kita, tetapi bagaimana cara kita untuk mengambil tindakan yang bermakna dan yang terbaik di mata Tuhan itu sendiri. Dan mari kita senantiasa membuka dan melihat renungan di bawah ini.
Dari manakah kejahatan itu? Kejahatan lahir dari kecenderungan hati manusia untuk berbuat jahat. Dalam pembacaan kita hari ini, jahatan manusia pada zaman Nuh menghapuskan manusia dan ciptaan lainnya dari muka bumi. Rencana penghapusan tersebut juga sekaligus membuat Tuhan sangat sedih. Apakah semua ciptaan-Nya yang bergerak akan dihapuskan-Nya? Tidak semua sebab ternyata Nuh dan keluarganya mendapat kasih karunia yaitu tidak turut dihapuskan. Mengapa? Kita tentu tahu jawabannya bahwa kecenderunganhati Nuh bukanlah kejahatan.
Hati nurani merupakan tempat menimbang segala keputusan. Keputusan apapun yang kita ambil dalam menjalani kehidupan sebagai manusia tak terkecuali orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kecenderungan hati inilah yang harus terus menerus dijaga dan dipelihara oleh siapa pun termasuk kita agar tidak membuat Allah menyesal menciptakan kita.
Marilah berdoa agar Roh Kudus memampukan kita mengambil segala keputusan yang tepat sehingga tidak membuat Allah menyesal. Biarlah penciptaan diri kita senantiasa menyukacitakan Tuhan. Berdoalah juga untuk anggota keluarga dan masyarakat di sekitar kita agar hati mereka juga senantiasa dijauhkan daripada kecenderungan niat yang jahat. (Bacaan Renungan: 6:1-8).
Menguasai Hawa Nafsu
Pencobaan dan kejahatan seperti dua sisi pada mata uang, tak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan. Dalam Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajar kita untuk bermohon untuk dilepaskan dari pencobaan sebab pencobaan dapat membawa kita ke dalam kejahatan.
Isi Doa Bapa Kami tersebut semakin terasa faedahnya ketika orang-orang percaya yang hidupnya senantiasa memperjuangkan kebenaran diperhadapkan pada lingkungan sekitarnya yang dipenuhi oleh pemuasan hawa nafsu dan kejahatan. Faedah yang dimaksud di sini ialah harapan orang benar agar Allah senantiasa menyelamatkan umat-Nya dengan cara memberi hikmat dan pengetahuan serta kekuatan rohani untuk menguasai hawa nafsunya agar tidak jatuh dalam pencobaan yang berbuah pada kejahatan dan dosa.
Sebagai pengikut Kristus, kita pun hendaknya menjauhkan diri dari berbagai pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan. Menjauhkan diri dari cara hidup yang dikuasai hawa nafsu. Marilah terus berdoa agar hidup kita dijauhkan dari pencobaan dan kejahatan. Dengan berbuat demikian kita akan jauh dari kebiasaan seperti yang akan dialami oleh orang-orang yang senantiasa hidup dalam kejahatan mereka dan yang menghina pemerintahan Allah. (Bacaan Renungan: 2 Petrus 2:1-10a).
