KUMPULAN MATERI AGAMA KATOLIK TINGKAT SMP/SMA DAN UMAT REVISI

Gereja Umat Dan Rumah Allah Dalam Pandangan Gereja Katolik

Kekatolikan-Pada kesempatan ini kami memberikan suatu referensi tentang pandangan Gereja Katolik mengenai Rumah Allah, dalam rangka ini kita harus banyak baca dan terus membaca sehingga banyak referensi kita dapatkan, dan memudahkan dalam suatu pelayanan di Gereja maupun di masyakarakat.




Tentang "Gereja" dan "gereja"

Bahasa Yunani "eklesia" (dari ek-kalein=mengambil keluar) diterjemahkan dalam bahasa kita menjadi "gereja". Istilah "gereja". Kita memahami "gereja" pada umumnya dalam dua makna, yakni sebagai:
1. Umat atau komunitas Kristiani (dengan huruf "G" besar)

2. Gedung atau rumah ibadat orang kristiani dengan huruf "g" kecil) atau sebutlah sebagai gereja tak berdinding dan gereja berdinding.

Secara liturgis, umat Kristiani yang sedang berhimpun itu kita sebut sebagai jemaat (Latin: populus congregatus; Inggris : congregation). Sedangkan gedung atau rumah ibadatnya dapat kita sebut dengan "ruangatau tempat liturgis" (inggris: liturgical space), yangtentunya karena sudah memenuhi syarat-syarat untuk perayaan liturgi. Dalam pengertian liturgis inilah kita akan menilik segala sesuatu mengenai gereja.

Perlukah membangun gedung gereja?

Yesus sendiri tidak pernah secara khusus meminta kita untuk mendirikan gedung gereja. Yang dikehendaki Yesus terutama adalah agar kita berkumpul dan bersekutu untuk melaksanakan kehendakNya. Yesus memang mendirikan gereja, namun dalam pengertian umat kristiani tadi. Di antara umatNya itulah Allah akan tinggal: "di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, Aku akan hadir di tengah mereka" (Mat 18:20). Umat Kristisni perlu berhimpun agar bisa beribadat sebagai jemaat, agar bisa memuliakan Allah" dalam roh dan kebenaran" (Yoh 4:21). Maka, diperlukanlah suatu tempat atau ruang khusus untuk menampung dan memungkinkan digelarnya perayaan iman mereka. Gereja tak berdinding itu ternyata juga memerlukan gereja berdinding yang bisa menaungi kegiatan liturgis mereka. Gedung gereja atau tempat ibadat memang hendaknya dibangun demi keperluan merayakan liturgi dan memungkinkan peran serta jemaat dalam perayaan itu. Namun, sekali lagi, perayaan liturgis tidak hanya bisa dilakukan dalam gedung gereja; bisa dimana pun, tak harus "digunung atau di Yerusalem" (Yoh 4:21).

Betulkah gedung gereja melambangkan umatnya?

Simbol jemaat atau umat beriman yang berhimpun merupakan simbol terpenting di antara simbol-simbol liturgis lainya. Maka, heranlah jika norma untuk merancang pembangunan tempat liturgis adalah jemaat dan liturginya. Ibaratnya, tempat liturgis itu merupakan "kulit" bagi kegiatan liturgis. Orang kristiani perdana sering menyebut tempat untuk beribadat itu dengan domus Ecclesiae (Rumah Gereja atau rumah umat kristiani). Gedung gereja yang dibangun dari Gereja yang hidup, bangunan milik Allah, yang terbentuk dari umat kristiani sendiri, "batu-batu yang hidup" (1Ptr 2:5), para pengikut Kristus yang mereka imani.


Lambang Gereja Pesiarah

Dinding atau bentuk fisik gereja secara khusus juga melambangkan Gereja atau umat Allah yang sednag berziarah di bumi ini, sekaligus juga memantulkan Gereja yang berada di surga. Umat Allah yang terpilih itu kini sedang berjalan mengarungi kehidupan, dengan bimbingan Sabda Allah, dinaungi ketentraman dan kedamaian dalam Gereja, hingga akhirnya mereka sampai dengan selamat di rumah abadi mereka.

Lambang kota surgawi

Gereja adalah citra kota surgawi di bumi ini. Allah Bapa telah mendirikan Gereja sebagai kota suci, dengan Yesus Kristus sebagai arsitek sekaligus batu penjurunya (Mat 21:42; Ptr 2:8) dan berdasarkan iman para rasul sebagai pilar-pilarnya (Ef 2:6). Dalam Gereja itu, Kristus akan hadir dibumi ini sepanjang masa. Ia akan selalu menjadi terang bagi Gereja, kota Yerusalem, lengkap dengan unsur benteng dan menaranya, pernah menjadi model bagi bentuk gereja-gereja di Eropa. Memang, kota yerusalem (lama) merupakan acuan bagi kota surgawi, Yerusalem baru! Karena gerejadilambangkan sebagai kota suci, maka kemegahan fisik kota suci itu (Origenes dan Tertulianus).

Ecclesiae. Gedunggereja bukanlah tempat tinggal atau hunian baik untuk Allah paupun umat kristiani, melainkan tempat umta kristiani menjalankan kewajiban mereka memuji dan meluhurkan Allah. Pada saat itulah Allah hadir atau tinggi diantara mereka. Di sini, kata "rumah" memang tidakdimengeti sebagai "tempat hunian", meliankan "tempat perayaan liturgis".

Beberapa macam (istilah) gedung gereja

Di lingkungan Gereja Katolik, khususnya di indonesia, terdapat beberapa istilah (sering kali menggunakan kata "gereja") yang menunjukkan pada gedung atau tempat ibadat. Kita sebut saja sebagai macam-macam (istilah) gedung gereja:

1. Gereja paroki: milik suatu paroki, menjadi pusat kegiatan umat paroki yang bersangkutan

2. Gereja stasi: bagian dari paroki, tempat umat stasi beribadat selain di gereja paroki pusat

3. Gereja katedral: gereja utama di suatu keuskupan, terdapat takhta (=Latin: cathedra) uskup setempat, biasanya juga merupakan gereja paroki

4. Kapel: gereja stasi sering juga di sebut dengan istilah ini, biasanya merupakan suatu gedung gereja yang bergunanya relatif lebih kecil (=Latin: capella), atau merupakan ruang ibadat di biara, sekolah, asrama, rumah sakit, tempat ziarah, atau tempat umum lainnya (terminal, stadiun, bandar udara, pasar). 


Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang PowerPoint, materi pembelajaran, dan contoh soal seputar agama Katolik menggunakan kurikulum 2013 revisi terbaru. Semoga media dan perangkat pembelajaran yang admin bagikan kali ini dapat bermanfaat buat Bapak Ibu Guru dan juga peserta didik dalam mencari referensi seputar mata pelajaran agama Katolik. Kiranya Tuhan Yesus selalu menyertai Bapak Ibu dan keluarga di mana pun berada. Semoga bermanfaat dan terima kasih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Gereja Umat Dan Rumah Allah Dalam Pandangan Gereja Katolik