Kekatolikan-hai saudara-saudari terkasih, kami dari admin memberikan refensi mengani renungan harian dan semoga ini bermanfaat bagi kita yang sedang membtuhkan renungan harian ini, mengenai hamba dan tuan. selamat membuka dan membacannya.
Bukan Lagi Hamba, Melainkan Saudara
Dalam struktur masyarakat tradisional, kata "hamba" dan "tuan" merupakan dua kata yang sangat sering diucapkan. Dimana ada tuan, disitu pasti ada hamba. Fakta ini juga terjadi di beberapa daerah. Sampai saat ini, sering kali hubungan "hamba-tuan" di masa lampau masih memengaruhi hubungan sosial di dalam daerah bahkan juga di dalam jemaat. Pertanyaannya kemudian, masih relevankah peristilahan ini dipertahankan oleh orang Kristen?
Surat
kepada Filemon ditulis Rasul Paulus ketika ia sedang berada dalam
penjara. Di dalam penjaraj itulah. ia berjumpa dengan Onesimus yang tak
lain adalah hamba Filemon. Perjumpaan Rasul Paulus dengan Onesimus telah
mengubah Onesimus menjadi seorang pengikut Kristus. Dalam suratnya,
Rasul Paulus berharap Filemon dapat menerima kembali Onesimus. Filemon
harus menerima kembali Onesimus sebagai saudara, bukan lagi sebagai
hamba. Mengapa? Bagi Rasul Paulus, hubungan "tuan-hamba" antara Filemon
dan Onesimus tidaklah dapat dipertahankan lagi sebab kedua-duanya kini
telah menjadi seorang Kristen bahkan telah menjadi teman seiman.
Belajar
dari pengalaman kebersamaan Rasul Paulus dan Onesimus serta Filemon,
kita dinasihatkan dan diajak untuk menerima sesama tanpa memperhitungkan
lagi keadaannya di masa lalu. Jika Yesus Kristus, sendiri tidak lagi
menyebut kita hamba melainkan sahabat, maka tentulah kita akan membangun
hubungan persahabatan dalam kasih Yesus Kristus dengan semua orang
tanpa terkecuali.