kekatolikan- Pada kesempatan ini admin memberikan refrensi mengenai renungan dalam hal rendah hati, ketika kita memberikan kebaikan dengan orang lain, maka kita akan mendapatkan upa yang lebih besar. untuk itu sebagai pelayanan sejati harus memberikan diri untuk melayani umat Allah tanpa ada balasan. Marilah kita mewartakan Kerajaan Allah dan merendahkan diri kepada Tuhan.
Renungan
Yohanes 1:29-34
Pada umumnya orang menyukai bahkan mencari popularitas. menjadi pribadi terkenal dan terhormat dan bisa menjadi cita-cita. Sering dengan itu, kerap kali orang yang bersangkutan merasa alergi pada kritikan dan cemburu pada kesuksesan orang lain.
Yohanes pembaptis adalah pribadi yang populer pada zamannya, bahkan banyak orang mengira bahwa dia adalah Mesias. Namun, popularitas yang dimilikinya bukan sesuatu yang dicita-citakan, apalagi menjadi sebuah obsesi. Ia populer karena kharisma dan misinya mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias.
Maka ketika Sang Mesias datang ke dunia, ia mewartakanNya kepada khalayak ramai, bahwa Dialah Sang Mesias. Ia ingin agar hanya Yesuslah yang mereka kenal dan ikuti. Ia sendiri merasa tidak layak membuka tali kasutNya sekalipun, karena keaguganNya. Inilah kerendahan hati Yohanes sekaligus keagugan Yesus Kristus. Yohanes benar-benar telah setia menunaikan tugasnya sebagai penyiap jalan bagi kehadiran Tuhan.
Kesombongan kerap kali menjadi penghalang bagi hadirnya rahmat. Anggapan diri sebagai pribadi yang sudah penuh menutup pintu bagi masuknya nilai-nilai baru. Sebaliknya, kerendahan hati adalah peluang bagi hadirnya rahmat. anggapan diri sebagai pribadi yang masih kosong memungkinkan rahmat Allah tercurah. Dengan kata lain, kehadiran Allah menuntut kerendahan hati dan penyangkalan diri kita.
Kerendahan hati selalu dikuatkan untuk mewartakan keagungan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan seseorang.
